sumber: http://articles.timesofindia.indiatimes.com |
Purworejo -- Sebanyak 80 persen penderita gangguan mental skizofrenia tidak
diobati. Sebagian penderita gangguan jiwa ini menjadi tidak produktif, bahkan
ditelantarkan sebagai psikotik yang berkeliaran di jalan-jalan.
”Berdasarkan survei Kementerian Sosial tahun 2008, penderita
skizofrenia di Indonesia ada 650.000 orang. Sekitar 30.000 orang dipasung
dengan alasan agar tidak membahayakan orang lain atau menutupi aib keluarga,”
kata psikolog Tjipto Susana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, Kamis (2/6), dalam seminar kesehatan jiwa ”Pandangan dan Pemahaman
tentang Kesehatan dan Gangguan Jiwa” di Purworejo, Jawa Tengah.
Tjipto mengatakan, skizofrenia dapat diobati. Penderita yang
diobati begitu ada gejala dini berpotensi sembuh total.
Pembicara lain, psikiater Rumah Sakit Umum Purworejo, Kristianto,
mengatakan, The Indonesian Psychiatric Epidemologic pada 2004 pernah membuat
survei yang menunjukkan, 18,5 persen orang dewasa mengalami gangguan jiwa.
Artinya, hampir satu di antara lima orang pernah atau masih mengalami gangguan
jiwa ringan hingga parah.
”Gangguan kejiwaan parah skizofrenia sampai sekarang belum
diketahui penyebab pastinya. Tetapi berbagai faktor memengaruhi, antara lain
genetik, biologis berupa kelainan saraf otak, hormonal, neurotransmitter, dan
psikososial akibat problem keluarga, masalah sosial, dan sebagainya,” kata
Kristianto.
Pembicara lain adalah pengasuh Pesantren Budaya Ilmu Giri,
Nasruddin Anshory, dan moderator Forum Komunikasi Panti Asuhan Jawa Tengah dan
Yogyakarta, AG Luhur Abadi.
Terapi keluarga
Tjipto menyatakan, gangguan skizofrenia berdampak luas pada
keluarga penderita. Karena itu, upaya perawatan tidak cukup berfokus pada
penderita. ”Program terapi keluarga penderita skizofrenia hal penting,”
katanya.
Seminar diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Penderita Sakit Jiwa
”Panti Sahabat Kita” yang dikelola Tarekat Bruder Karitas Indonesia didukung
Rotary Club of Jogja Merapi dan Rotary Club Rijswik 3, Belanda. Penyelenggara kegiatan
meminta Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia terlibat dalam pameran lukisan
karya penderita skizofrenia Dwi Putro dari Yogyakarta.
”Para penderita skizofrenia, terutama yang berkeliaran di
jalan-jalan, dianggap sebagai sampah. Padahal, proses rehabilitasi dapat
memperbaiki kualitas hidup mereka,” kata Presiden Rotary Club of Jogja Merapi
Elly Wisanti. (NAW)
Source: click
here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar